TRADISI MUDHIK

 Kata mudhik sangat populér pada saat menjelang hari raya Idul Futri. Kata ini diambil dari kebiasaan ikan-ikan kecil yang lazim disebut impun. Setiap kemaraqu tiba ikan-ikan ini akan bermigrasi dari muara ke arah hulu sungai. Mereka berjumalh ribuan, berenang lewat tepian sungai. Orang Jawa menyebut kebiasaan ini dengan istilah mudhik. Istilah mudhik juga dipakai oleh para tukang perahu (tagog) yang memiliki kebiasaan membawa perahu ke arah hulu sungai sebelum menyeberang agar tidak tidak hanyut terlalu jauh dari tambangan atau tempat mangkal perahu penyeberangan. Kata mudhik kemudian dipakai oleh orang-orang desa yang melakukan urbanisasi ke kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta ketika mereka pulang kampung. Mereka membuat perumpamaan saat pulang beramai-ramai seperti halnya ikan impun yang mudhik ke arah hulu sungai.

Kebiasaan mudhik terjadi sejak tahun 1970-an. Setelah revolusi tahun 1965 memang Indonesia mengalami banyak perubahan. Pemerintah Orde Baru mulai melakukan modernisasi. Membangun kota ala Barat, mendirikan pabrik-pabrik, dan diadakannya berbagai macam keramaian di kota-kota besar. Sejak itu warga masyarakat yang tinggal di daerah pelosok pedesaan mulai melakukan urbanisasi. Bekerja di berbagai sektor dengan tujuan untuk mengubah nasib dan perekonomian keluarga. Mereka biasanya pulang setahun sekali menjelang perayaan Idul Fitri untuk berkumpul bersama keluarga. Sejak itulah mudhik kemudian menjadi tradisi yang berlaku hingga sekarang.

Comments

Popular posts from this blog

MAKNA SIMBOLIK PADA PROPERTI BEGALAN

KONSEP KARYA TARI SELIRING GENTING

PRODUKSI BATIK BANYUMASAN