Martawireja (wawancara:12-12-2001) menerangkan bahwa brenong kepang yang dibawa oleh peraga begalan utusan pihak pengantin pria memiliki makna simbolis yang sangat berguna bagi kedua mempelai dalam menjalani hidup berumah tangga. Makna simbolis masing-masing alat atau properti adalah sebagai berikut: a. Ian Ian adalah alas untuk mendinginkan nasi (angi) terbuat dari bambu berbentuk bujur sangkar. Di dalam begalan alat ini menggambarkan jagad gumelar (makro kosmos) yang memiliki padon papat (empat arah mata angin) yaitu timur, barat, utara, dan selatan. Manusia yang diberi karunia cipta, rasa, dan karsa harus mampu memelihara jagad gumelar, yaitu alam semesta beserta isinya agar kehidupan di dunia dapat lestari, aman, tenteram dan damai. Bagi masyarakat Banyumas alam semesta merupakan bagian dari kuasa Gusti kang asipat tan kena kinayangapa (tidak dapat digambarkan) yang memiliki kuasa anglimputi alam sakalir (meliputi dunia seisinya). Memelihara dunia dan seisinya merupakan
A. Tema/Judul/Nama 1. Tema : Permainan Anak pada saat Bulan Purnama 2. Judul Karya : Seliring Genting B. Gagasan Dasar Penciptaan Seliring Genting adalah jenis permainan anak di wilayah sebaran kebudayaan Banyumas yang dilakukan pada saat bulan purnama. Permainan ini dilakukan oleh sekelompok anak-anak yang membentuk barisan mirip ular-ularan dan berhadapan dengan satu orang anak yang berperan sebagai Maling Aguna. Seorang anak yang berada dalam posisi paling depan disebut Nini-nini Sing Tunggu Wulan dan yang paling belakang disebut pitik trondhol. Permainan didahului dengan tembang yang dinyanyikan secara bersama-sama. Di dalam permainan, Maling Aguna berhadapan langsung dengan Nini-nini Sing Tunggu Wulan. Pada pertemuan itu diceritakan Maling Aguna bermaksud akan meminta api kepada Nini-nini Sing Tunggu Wulan. Dipertanyakan, apakah tidak panas, karena Maling Aguna meminta api tanpa membawa wadah apapun. Lalu Maling Aguna meminta dengan paksa se
Pemberdayaan kebudayaan lokal sebagai kekuatan dalam pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu trend yang sedang marak dalam pengelolaan kepariwisataan dewasa ini. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas selaku lembaga teknis yang memiliki tugas pokok melaksanakan pembangunan kepariwisataan, juga tidak ketinggalan telah menerapkan kebijakan tersebut. Konsep yang digunakan dalam pelaksanaan kerja adalah konsep pemberdayaan. Melalui pemberdayaan aspek-aspek kebudayaan lokal, diharapkan aneka kekayaan budaya yang ada di masyarakat dapat diarahkan pada pola industri budaya. Dengan kata lain, ragam kebudayaan yang ada di masyarakat merupakan sebuah produksi yang melibatkan tenaga manusia, infra struktur dan supra struktur masyarakat pendukungnya. Hasil produksi tersebut selanjutnya dijadikan sebagai aset yang dijadikan sebagai atraksi dan daya tarik wisata yang diharapkan dapat semakin menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang ke Banyumas. Secara filosofis,
Artise (Karisah) neng ngarep dewek
ReplyDelete