LENGGER DI BANYUMAS

Lengger merupakan jarwo dhosok yang berarti leng sing gawe gégér (lubang yang membuat geger). Disebut juga ronggeng yang juga jarwo dhosok, berarti ronging ketunggeng (lubang tempat hunian ketonggeng). Istilah “leng” maupun “rong” sama-sama berarti lubang yang merupakan simbolisasi dari alat kelamin wanita.
Hal demikian terkait dengan pertunjukan yang dilakukan oleh penari wanita muda usia yang lenggang-lenggok mengolah gerak dan suara serta bahasa tubuh yang ditampilkan di atas pentas yang berpotensi mengundang birahi kaum pria.

Yang membedakan lengger dan ronggeng adalah wilayah sebarannya. Lengger lebih berkembang di sisi kiri aliran sungai serayu, sedangkan ronggeng berkembang di sisi kanan sungai serayu. Namun pada intinya kedua-duanya sama, tarian rakyat yang diiringi dengan menggunakan perangkat musik calung, krumpyung ataupun ringgeng.

Bagi mayarakat Banyumas, lengger atau ronggeng berlangsung searah dengan denyut nadi kehidupan masyarakatnya. Tarian rakyat ini adalah media ungkap ekspresi pengalaman estetis masyarakat pedesaan. Tetapi ia juga sarana upacara kesuburan, sarana tontonan, sarana hiburan, sarana integrasi sosial dan sarana pernyataan jatidiri. Semua itu berlangsung bersama dalam geliat kehidupan masyarakat pedesaan yang sederhana, lugu, terbuka dan egaliter.

Penari lengger/ronggeng adalah ratu panggung yang menjadi pusat perhatian setiap pasang mata. Dalam pertunjukan, ia ditemani oleh seorang badut (penari pria) yang umumnya berkarakter gagah dan lucu. Tarian sang penari diiring aransemen musikal berupa gendhing-gendhing Banyumasan yang memiliki nuansa semangat dan dinamis.

Comments

Popular posts from this blog

MAKNA SIMBOLIK PADA PROPERTI BEGALAN

KONSEP KARYA TARI SELIRING GENTING

PRODUKSI BATIK BANYUMASAN