[SERI NGLELURI ADAT] MEMBAKAR PEDHIANG SAAT LAYUNG

Masyarakat Banyumas tempo dulu selalu membakar pedhiang setiap kali ada layung. Pedhiang adalah aktivitas membakar oman (gagang padi) yang dimanfaatkan kukus atau asapnya untuk tujuan tertentu. Sedangkan layung adalah semburat cahaya merah jingga di sisi barat pada sore hari di musim kemarau yang menyilaukan mata menjelang matahari terbenam.

Menurut pemahaman masyarakat Banyumas masa lalu, semburat cahaya merah (layung) pada musim kemarau dapat menjadi penyebab penyakit belek. Yaitu mata merah berasa panas dan selalu mengeluarkan cairan. Penyakit belek biasanya sangat menular dan jadi wabah di suatu lingkungan sosial masyarakat tertentu, terjadi pada musim kemarau. Untuk menyembuhkan biasanya menggunakan daun suruh yang diperas dan cairannya diteteskan di mata.

Untuk mencegah agar tidak terjadi wabah belek, biasanya pada sore hari masyarakat Banyumas membajar oman di sekitar rumah. Asap bara oman akan mengepul dan membubung menutup semburat merah cahaya layung.

Entah apa hubungannya antara layung dan wabah belek. Bisa jadi memang ada hubungannya. Atau bahkan wabah brlek mungkin juga akibat debu musim kemarau yang menyebabkan iritasi mata. Tapi faktanya hampir semua warga masyarakat pedesaan hingga periode tahun 1990-an masih percaya hubungan antara belek, layung dan pedhiang.*

Comments

Popular posts from this blog

MAKNA SIMBOLIK PADA PROPERTI BEGALAN

KONSEP KARYA TARI SELIRING GENTING

PRODUKSI BATIK BANYUMASAN