Posts

Showing posts from April, 2009

Riview Buku

EKSPRESI SENI ORANG MISKIN Adaptasi Simbolik Terhadap Kemiskinan Oleh: Tjetjep Rohendi Rohidi A. Pendahuluan Saya benar-benar tergelitik terhadap judul besar buku Tjetjep Rohendi Rohidi yang berjudul Ekspresi Seni Orang Miskin ini. Rabaan awal yang terbayang dalam pikiran saya adalah Tjetjep telah berhasil melakukan kajian teoritik tentang fenomena kesenian yang berkembang di kalangan orang-orang miskin. Ini penting, mengingat hingga saat ini belum banyak dijumpai tulisan ilmiah tentang kesenian dengan kajian teoritik yang mendalam. Seakan-akan berbagai fenomena yang terjadi dalam pertumbuhan dan perkembangan kesenian bukan lahan kajian yang menarik dibanding fenomena lain di masyarakat. Kelangkaan tulisan yang berisi kajian teoritik tentang kesenian perlu segera diatasi karena searah dengan perkembangan ilmu pengetahuan, bidang kesenian tidak saja dipelajari melalui tuntutan kemampuan skill untuk mampu menyajikan karya-karya yang berkualitas. Bidang kesenian juga mulai dipandang

PROSES KREATIF RASITO DI TENGAH KEHIDUPAN KARAWITAN DI BANYUMAS: IDEALISME VS PASAR

Pendahuluan Keberadaan Rasito sebagai pengrawit populer telah menarik minat beberapa peneliti untuk menelaah tentang kehidupan seniman yang satu ini dalam bentuk-bentuk tulisan ilmiah, diantaranya adalah Rene T.A. Lisloff1 dan Supardi2. Lisloff sebenarnya tidak secara langsung menulis Rasito dalam kedudukannya sebagai seniman. Ia menulis tentang pakeliran dalang Ki Sugino Siswocarito, seorang dalang terkenal di Banyumas. Namun demikian karena Rasito menjadi salah saorang pengrawit dalang tersebut, langsung maupun tak langsung di dalam tulisan Lisloff tertuang berbagai hal tentang seniman ini, terutama berkaitan dengan garap gendhing iringan wayang gagrag Banyumas hasil karyanya. Sementara di dalam thesisnya, Supardi membahas tentang latar belakang kehidupan Rasito sebagai seniman, lingkungan keluarga, proses belajar hingga menjadi seniman pengrawit yang cukup memberikan peran bagi pertumbuhan dan perkembangan karawitan gaya Banyumas. Ringkasan dari thesis ini selanjutnya diterbitk

PERANAN MUSEUM DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN LOKAL BANYUMAS

A. Pendahuluan Mendengar kata museum mungkin kita akan berpikir tentang sesuatu yang berusaha ditampilkan dan berkonotasi kuno. Mungkin ini bagi sebagian besar masyarakat akan lebih berpendapat demikian, dan hanya melihat dari sisi pragmatis saja. Padahal, museum merupakan muara dari segala bentuk warisan atau tinggalan, pusaka, benda cagar budaya atau artefak-artefak lainnya. Jika kita memahami hal ini maka alangkah besar fungsi sebuah museum. Melalui museum kita dapat melakukan introspeksi, mawas diri dan atau berkaca tentang siapa diri kita. Dalam skala yang lebih besar bangsa kita juga dapat berkaca mengenai hal-hal yang bersifat historis bagi masa sekarang dan masa yang akan datang. Tentu kita sangat familiar dengan kalimat "Jangan sampai melupakan sejarah." Melalui keberadaan museum, bangsa Indonesia dapat melihat diri dan lingkungannya pada masa lalu yang dapat dijadikan pijakan dalam mengisi kemerdekaan dan melaksanakan pembangunan. Pengertian tentang museum dari