Posts

Showing posts from January, 2009

PRODUKSI BATIK BANYUMASAN

Image
Batik Banyumasan akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang menggembirakan. Produksi batik lokal ini selain memiliki jaringan pemasaran yang semakin meluas, juga terjadi pengembangan motif dan corak yang semakin beragam. Salah satu produsen yang omsetnya cukup besar adalah Batik Jalan Mruyung Banyumas. Produksi batik tulis Banyumasan Jalan Mruyung Banyumas Produksi batik cap ( printing ) Banyumasan Jalan Mruyung Banyumas

PRODUKSI FILM EBEG PADHEPOKAN SENI BANYU BIRU

Image
Padhepokan Seni Banyu Biru Plana terlibat dalam produksi film semi dokumenter berjudul ' Antara Aku, Dia dan Ebeg' pada bulan Agustus 2008. Penggarapan film ini mengandalkan pemain lokal setempat, mulai dari tokoh utama dalam cerita hingga pemain ebeg dalam pementasan. Kru film sedang dalam pelaksanaan shoting film semi dokumenter ' Aku, Dia dan Ebeg '. Ogi dan Devi sedang akting dalam perannya sebagai Pak Jo dan Sri dalam Film Aku, Dia dan Ebeg . Para pemain ebeg sedang intrance ( wuru atau mendem ) pada saat pelaksanaan shoting.

MODIFIKASI TARI APLANG

Image
Tari Aplang dimodifikasi oleh Padhepokan Seni Banyu Biru Plana ke dalam sebuah tari Banyumasan dengan konsep garapan baru pada Festival Dramatari Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah bertampat di Auditorium RRI Semarang pada 12 September 2006. Di dalam karya tari tersebut dapat dilihat ragam gerak tari aplang yang secara umum berkesan gagah tanpa meninggalkan sifat fenininitas pelakunya yang terdiri dari penari wanita. Di dalam gambar dapat disaksikan para penari masih berusia kanak-kanak (mereka masih usia Sekolah Dasar). Meskipun demikian mereka mampu menjadi penyaji terbaik II, di bawah Kabupaten Karanganyar, Surakarta, yang pelakunya terdiri dari dosen dan mahasiswa senior dari Institut Seni Indonesia Surakarta. Salah seorang dari mereka berhasil merebut posisi terhormat sebagai pemain wanita terbaik, atas nama Kartikarini.

GUBRAG LESUNG DI DESA PLANA

Image
Gubrag lesung di Desa Plana, Kecamatan Somagede, masih terus mencoba bertahan di tangah terpaan arus globalisasi. Pada masa lalu gubrag lesung selalu terdengar ketika ada salah seorang warga masyarakat memiliki khajat ( duwe gawe ), seperti mantu, mbesan, khitanan, kaul dan lain-lain. Bunyi lesung yang ditabuh bertalu-talu menjadi pertanda akan dimulainya khajatan, yaitu sesaat setelah dilakukan proses menumbuk beras yang menjadi bahan baku jenang tradisional versi setempat. Gubrag lesung juga dapat dijumpai pada musim panen, yaitu ketika warga masyarakat secara bersama-sama menumbuk gabah menjadi beras. Bersama dengan perjalanan waktu, perubahan pun senantiasa terjadi. Perkakas tradisional digantikan dengan alat-alat modern. Alat penggilingan padi untuk menjadi beras atau beras menjadi tepung, tidak lagi dilakukan secara konvensional menggunakan lesung atau lumpang . Alat-alat tradisional itu telah digantikan oleh mesin giling yang mempersingkat proses dan hasilnya lebih bagus. Prose

KEBUDAYAAN LOKAL BANYUMAS DALAM KONTEKS KEBUDAYAAN JAWA

Dari studi diakronis tentang kebudayaan lokal Banyumas tidak lepas dari eksistensi kebudayaan Jawa secara keseluruhan. Dalam konteks eksistensi kultural, Jawa tidak sekedar bermakna sebagai wilayah atau nama pulau. Jawa juga merupakan terminologi yang meliputi pengertian tentang gagasan ideal tentang manusia dan nilai-nilai humanisme. Adi Suripto menyebutkan bahwa kata “jawa” berasal dari kata “arjawam” pada bahasa sansekerta, yang artinya jujur, rendah hati. Ketika kata “jawa” itu diputuskan untuk menjadi nama pulau, tersirat harapan para leluhur semoga para penghuninya kelak selalu bermoral tinggi, bersifat “bener” dan jujur atau “arjawam”. Maka sering kali kita dengar istilah ”ora Jawa” (tidak Jawa) yang dapat diartikan ”tidak bermoral” atau ”tidak bersusila”. Harapan ideal tentang kesusilaan ini ini berlangsung terus-menerus searah dengan periodisasi pusat kekuasaan (raja) sejak dari Purwa Carita, Mataram Kuno, Kediri, Majapahit, Demak, Mataram Islam, hingga Kasunanan Surakarta Ha

SUGENG WARSA ENGGAL

Ngaturaken SUGENG WARSA ENGGAL 1 SURA 1942 JE. Mugi-mugi taun ingkang badhe lumampah sageda minangka mangun kewajiban dhumateng Gusti, ngalam sakalir, sesamining titah lan diri pribadi salebeting gesang bebrayan agung. Amin.