PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BANYUMAS

Salah satu dampak positif dilaksanakannya Otonomi Daerah adalah semakin terbukanya peluang bagi Kabupaten Banyumas untuk mengelola sektor pariwisata dan kebudayaan secara mandiri dan menyeluruh. Keberhasilan dari usaha ini akan menempatkan bidang kepariwisataan sebagai salah satu sektor yang memiliki kedudukan strategis dalam kehidupan sosial-ekonomi. Hal tersebut semakin bermakna bagi pembangunan daerah yang dalam pelaksanaannya diharapkan dapat memberdayakan semua komponen yang ada.

Pada kenyataannya, pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Banyumas telah lama menjadi salah satu sektor andalan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini terealisir berkat kerja keras semua pihak sehingga berhasil memberdayakan berbagai macam potensi yang ada untuk keperluan pembangunan kepariwisataan.

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Banyumas antara lain: (1) Berbagai potensi kepariwisataan dan kebudayaan yang ada belum optimal diberdayakan untuk kepentingan pembangunan daerah dan kesejahteraan bersama; (2) Belum optimalnya pemanfaatan aparatur yang ada untuk pelaksanaan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan; (3) Sarana prasarana kepariwisataan dan kebudayaan yang tersedia belum sesuai dengan tuntutan jaman; (4) Mekanisme kerja belum berjalan sebagaimana mestinya; dan (5) Semakin meningkatnya tuntutan wisatawan dalam pencapaian kepuasan yang diperoleh melalui perjalanan wisata.

Di bidang kebudayaan, pembangunan kebudayaan mempunyai fungsi pokok sebagai upaya pelestarian dan pengembangan budaya bangsa. Kedua fungsi tersebut saling berkaitan dan saling memperdaya satu sama lain. Fungsi pelestarian dilaksanakan terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam kesenian, tradisi, bahasa dan sastra, serta peninggalan sejarah dan purbakala. Fungsi pelestarian dimaksudkan untuk memelihara, membina dan mengembangkan nilai-nilai positif dan menanggalkan nilai-nilai negatif dengan menggunakan pengamalan Pancasila sebagai acuan.

Di bidang kebudayaan masih ditemui adanya beberapa permasalahan antara lain; (1) Belum optimalnya pengarapan aspek-aspek kebudayaan; (2) Masih rendahnya aspirasi dan penghargaan masyarakat terhadap aspek-aspek kebudayaan yang ada; (3) Makin menipisnya kenggunaan dan pemanfaatan nilai-nilai tradisonal dalam kehidupan bermasyarakat; (4) Dampak negatif perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) dan arus informasi global yang mengakibatkan kecenderungan tergesernya budaya daerah oleh budaya asing yang seringkali tidak sesuai dengan jiwa dan nilai budaya ketimuran; dan (5) Belum diberdayakannya masyarakat secara optimal dalam rangka turut berperan aktif bagi pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan daerah guna terwujudnya karakteristik dan identitas serta terciptanya iklim kondusif bagi kehidupan aspek-aspek kebudayaan di masyarakat.
Dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada maka kebijakan pembangunan sektor kepariwisataan dan kebudayaan diarahkan pada:

1. Melaksanakan pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan yang berkesinambungan secara efektif dan efisien melalui peningkatan kualitas pelayanan umum, perencanaan umum dan administrasi keuangan serta kemampuan sumber daya manusia.
2. Mewujudkan Kabupaten Banyumas sebagai daerah tujuan wisata melalui pengembangan setiap obyek dan potensi wisata yang ada.
3. Mewujudkan keanekaragaman obyek dan daya tarik wisata melalui pengembangan usaha rekreasi dan hiburan umum.
4. Memperkuat daya saing di bidang kepariwisataan dan kebudayaan guna mewujudkan citra pariwisata sehat dan budaya kuat melalui pengembangan strategi pemasaran yang efektif dan efisien.
5. Menumbuhkan rasa kebanggaan dan jatidiri bangsa serta mewujudkan Banyumas sebagai kawasan cagar budaya melalui pengelolaan dan pemberdayaan aspek-aspek kebudayaan lokal.

Comments

Popular posts from this blog

MAKNA SIMBOLIK PADA PROPERTI BEGALAN

KEBUDAYAAN LOKAL BANYUMAS SEBAGAI KEKUATAN PARIWISATA

PRODUKSI BATIK BANYUMASAN